Foto Saatnya Bicara Tentang Skrining Diabetes: Langkah Pertama Ada di Rumah

Saatnya Bicara Tentang Skrining Diabetes: Langkah Pertama Ada di Rumah

Diabetes selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup saya - secara pribadi, secara genetik, dan sekarang sebagai seorang ibu. Hidup dengan diabetes tipe 1 selama hampir tiga dekade mengajarkan saya satu hal yang sangat jelas: skrining itu penting, terutama ketika diabetes sudah mengakar dalam garis keluarga. Saya tumbuh di keluarga dengan riwayat kuat diabetes tipe 2. Lalu hidup mempertemukan saya dengan pasangan yang prediabetes, dengan pola keluarga yang sama. Dan sebagai orang tua, harapan terbesar kami sederhana: agar anak-anak kami tetap sehat. Tetapi harapan harus dibarengi kesadaran - dan tindakan.

 

Ketika Risiko Ada di Dalam Keluarga

Anak pertama saya didiagnosis prediabetes saat usianya baru lima tahun. Sejak saat itu, keluarga kami hidup dengan kewaspadaan terus-menerus. Dan tadi malam, anak bungsu saya menunjukkan gula darah 140 mg/dL.
Itu menakutkan - karena sebagai ibu dan sebagai penyandang diabetes tipe 1, saya tahu persis apa arti angka-angka itu.
Namun pagi ini ada sedikit kelegaan:
Semua anggota keluarga - saya, suami, dan kedua anak - kembali menunjukkan hasil dalam batas normal.
Tetapi tetap saja, ini bukan hal sepele. Ini adalah pengingat.
 

Mengapa Kami Melakukan Skrining di Rumah

Untuk keluarga dengan risiko genetik diabetes tipe 1 dan tipe 2, deteksi dini adalah segalanya. Skrining tidak mencegah penyakit, tetapi membantu kita:

  1. Menangkap tanda awal sebelum gejala muncul.

  2. Mengurangi risiko DKA jika diabetes tipe 1 mulai berkembang.

  3. Mencegah komplikasi jangka panjang jika itu tipe 2 atau prediabetes.

  4. Memahami pola dan merespons cepat.

  5. Memberdayakan anak-anak dengan kesadaran, bukan ketakutan.

Yang paling penting, skrining memberi kita waktu! waktu untuk bertindak, waktu untuk bersiap, waktu untuk melindungi.
Kenyataan: Akses Skrining Diabetes Tipe 1 Masih Terbatas di Indonesia
 

Di Indonesia, kita masih menghadapi banyak keterbatasan dalam skrining diabetes tipe 1:

  1. Tidak ada pemeriksaan autoantibodi rutin untuk anak dengan risiko genetik.

  2. Pengetahuan tenaga kesehatan lini depan masih terbatas.

  3. Kesadaran publik tentang fase pra-gejala diabetes tipe 1 masih rendah.

  4. Alat skrining sering hanya tersedia di kota besar atau dengan biaya tinggi.

Kesenjangan ini membuat banyak keluarga tidak siap. Dan banyak anak baru terdiagnosis ketika mereka datang ke rumah sakit dalam kondisi ketoasidosis diabetik - sesuatu yang seharusnya tidak lagi terjadi.
Karena itu, sampai sistem skrining yang lebih baik tersedia, rumah kami menjadi pusat skrining pertama.
 

Glucometer Sederhana Menjadi Penyelamat

Cara kami sederhana tetapi berarti:

  1. Kami rutin memeriksa gula darah.

  2. Kami memperhatikan gejala, sekecil apa pun.

  3. Kami waspada terhadap perubahan nafsu makan, suasana hati, dan rasa haus.

  4. Dan kami berbicara secara terbuka sebagai keluarga, tanpa stigma atau rasa takut.

Skrining di rumah tidak menggantikan layanan medis, tetapi memperkuatnya—terutama dalam sistem yang masih berusaha mengejar kebutuhan anak-anak berisiko tinggi diabetes tipe 1.
 

Karena Anak-Anak Saya Berhak Atas Masa Depan Tanpa DKA

Bagi orang tua seperti kami - yang hidup dengan diabetes atau memiliki riwayat keluarga kuat - skrining bukan tentang rasa cemas. Ini tentang persiapan, pencegahan, dan perlindungan. Ini tentang memastikan kita tidak melewatkan tanda-tanda awal.
Saya ingin anak-anak saya tumbuh kuat, bahagia, dan sehat. Saya ingin mereka diperhatikan - bukan karena saya takut, tetapi karena saya sadar.

Dan sampai akses skrining yang layak tersedia di negara kita, kami akan terus melakukan hal yang sama seperti selama ini:
Memulai dari rumah, Tetap waspada, dan Memperjuangkan sistem yang lebih baik untuk semua.


Kontributor: Anita Sabidi

Follow Us